II. PEMBAHASAN
II. 1. Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit
Penyakit adalah perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala.atau Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Penyebab penyakit tumbuhan ada 2 yaitu:
a) Bersifat biotik Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif disebabkan oleh :
- Keadaan tanah (Kelembaban, struktur reaksi tanah, kahat oksigen, kahat unsur hara, teksositas pestisida).
- Keadaan cuaca(suhu tinggi,rendah,kekurangan atau kelebihan cahaya,angin hujan).
- Kerusakan(kultur teknik yang salah)
b) Bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif disebabkabn oleh pathogen:
- Jamur (cendawan).
- Bakteri
- Virus
- Mikoplasma
- Viroid
- Nematode
- Protozoa
- Tanaman tingkat tinggi
Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetic yang dimiliki oleh inang itu sendiri, terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten), toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh pathogen. Adanya macam-macam sifat ini digunakan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit dengan memanipulasi gen sehingga dapat dihasilkan tanaman yang resisten bahkan immune Umur, bentuk dan kerapatan pohon juga berpengaruh terhadap kemungkinan tanaman tersebut diserang penyakit. Misalnya beberapa marga fungi seperti Fusarium, Phytophthora, Phythium, Sclerotium dan Rhizoctonia banyak menyerang tanaman sengon, mangium, eukaliptus, dammar, sonokeling dan gmelina pada tingkat semai. Faktor lain dari inang yang berpengaruh terhadap kemungkinan terserangnya sutu penyakit adalah kesehatan tanaman inang. Tanaman yang sehat merupakan tanaman yang mempunyai pertumbuhan baik.
II. 2. Gejala Penyakit Tumbuhan
Abnormalitas atau ketidaknormalan yang ditunjukkan suatu penyakit disebut gejala. Gejala yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu saja di bagian tubuh tanaman (pada daun, buah, akar) disebut gejala lesional atau gejala lokal, sedangkan gejala yang timbul pada seluruh tubuh tanaman disebut gejala sistemik (Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu).
Gejala yang tampak sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan di dalam sel-sel bagian tanaman yang bersangkutan. Oleh karena itu gejala yang ditunjukkan oleh tanaman yang terganggu juga dapat dibedakan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sel atau pada sekumpulan sel yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut :
- Tipe Nekrotis.
- Tipe Hipoplastik/Hipoplasia.
- Tipe Hiperpalstis.
II. 3. Gejala Penyakit Tumbuhan Tipe Hipoplastik/Hipoplasia
Tipe hipoplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Contoh gejala yang termasuk tipe hipoplastik yaitu : kerdil (atropi, mengecil sebagian = stunt), katai (atropi, mengecil proporsional=dwarf), pusaran (roset), (perubahan simetri), etiolasi (memanjang, sempit dan pucat), klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil,
Tipe Hipoplastik/Hipoplasia. meliputi;
a. Etiolasi : Pertumbuhan tanaman yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya. Etiolasi termasuk salah satu gangguan pertumbuhan pada tanaman yang kekurangan sinar matahari. Kerja auksin yang terlalu berlebihan menjadikan batang hanya bertumbuh secara apikal (bertumbuh memanjang) tanpa disertai pertumbuhan lateral (pertumbuhan ke samping yang membuat batang memiliki ukuran diameter tertentu untuk menyokong beban tubuh di bagian atas). Jika etiolasi terjadi, batang menjadi kutilang, kurus tinggi sehingga trasport sari makanan di antara organ tumbuhan tidak berjalan baik. Selain itu karena kurangnya cahaya, Fotosintesis tidak berlangsung dengan baik, jadi tidak ada energi yang bisa dihasilkan tumbuhan untuk melakukan aktivitas pertumbuhan secara optimal. Dalam dunia pertanian, etiolasi harus dihindari agar hasil yang diperoleh pun optimal. Maka dari itu Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
Gambar. 1. Contoh tanaman (kacang tanah) yang terjadi etiolasi
b. Kerdil (atrophy) : Gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil daripada biasanya. Biasa nya ini terjadi karna terjadinya persaingan unsur hara yang sangat ketat sehingga tanaman akan menjadi kerdil contoh nya tanaman yang jarak tanam nya terlalu dekat/rapat.
Gambar. 2. Contoh tanaman (cabai) yang terjadi kerdil (atrofi)
c. Klorosis : Terjadi karena penghambatan pembentukan klorofil sehingga tanaman yang bewarna hijau menjadi bewarna kuning atau pucat dengan berbagai pola, yaitu :
Mozaik: Bagian yang bewarna kuning hanya setempat-setempat. Contohnya : Daun tembakau yang diserang Tobacco Mozaik Virus.
Vein Banding: Bagian yang bewarna hijau hanya pada bagian sekitar tulang daun. Contohnya: penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) pada jeruk.
Vein Clearing: Bagian yang kuning hanya pada bagian sekitar tulang daun. Contohnya : Penyakit triteza pada jeruk.
Sehingga apabila daun mengalami klorosis, maka daun tidak berwarna hijau lagi melainkan kuning, merah, atau warna lainnya tergantung pada pigmen-pigmen asesoris yang muncul. Terjadinya klorosis merupakan indikasi dari kekahatan nutrisi (unsure hara). Dalam tubuh tumbuhan ditemukan 16 unsur yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Unsur-unsur ini disebut sebagai unsure esensial. Karena tanpa unsure tersebut, tumbuhan tidak dapat menyempurnakan daur hidupnya, tumbuhan tidak dapat melakukan proses-proses metabolism, dan keberadaan unsure tersebut tak tergantikan oleh unsure manapun. Ke-16 unsur yang ada dalam tubuh tumbuhan, jumlahnya (komposisinya) berbeda-beda, sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dibedakan menjadi unsure makro dan unsure mikro. Yang tergolong ke dalam unsure makro yaitu C-H-O-N-S-P-K-Ca-Mg dan yang tergolong ke dalam unsure mikro yaitu Mn-Cu-Zn-Fe-B-Mo-Cl-Ni. Ke-16 unsur esensial diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan 3 fungsi, yaitu elekrokimia, struktur, dan katalitik. Apabila terjadi kekahatan unsure – unsure esensial dapat mengakibatkan klorosis, artinya unsure-unsur tersebut menjalankan fungsi yang berkaitan dengan keberadaan klorofil. Kekahatan pada semua unsure makro dapat mengakibatkan klorosis. Seperti kekahatan nitrogen, magnesium, kalsium, kalium, phospor, dan sulfur. Sedangkan kekahatan unsure mikro, hanya beberapa saja yang berdampak keklorosisan daun, yaitu kekahatan besi , mangan dan molybdenum.
Klorosis akibat kekahatan nitrogen. Nitrogen merupakan unsure yang digunakan sebagai penyusun senyawa-senyawa penting dalam tumbuhan, salah satunya klorofil. Keberadaan nitrogen dalam klorofil terletak pada susunan kepala klorofil, yakni bagian dari cincin pirol. Sehingga bila terjadi kekahatan nitrogen, hanya sedikit klorofil yang terbentuk. Otomatis, daun berwarna selain hijau(klorosis). Nitrogen memiliki daya mobilitas tinggi (mudah dipindahkan), sehingga klorosis terjadi dari daun tua kemudian menjalar ke daun muda. Klorosis akibat kekahatan magnesium. Tak berbeda dari nitrogen, magnesium pun merupakan unsure penyusun cincin pirol pada klorofil yakni sebagai pusat cincin yang mengikat 4 atom nitrogen. Sehingga bila terjadi kekahatan magnesium, maka klorofilnya tidak terbentuk. Dan klorosis pada daun dimulai dari tulang daun karena magnesium memiliki mobilitas yang tinggi sehingga mudah dipindahkan dari tulang-tulang daun ke bagian-bagian sel-sel daun.
Klorosis akibat kekahatan kalsium. Kalsium memang tidak berfungsi sebagai penyusun klorofil. Akan tetapi kekahatan kalsium dapat menyebabkan klorosis. Kalsium berfungsi untuk sintesis pektin(Ca-pektat), sebagai penyusun lamella tengah dinding sel. Apabila terjadi kekahatan kalsium, maka lamella tengah tidak terbentuk. Sehingga dinding selnya rapuh karena tidak ada yang mengikat antar dinding sel. Hal ini mengakibatkan kebocoran air dalam sel tersebut, terutama pada dearah tepi daun yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Sehingga jumlah airnya berkurang dalam sel. Apabila jumlah air berkurang / sedikit maka sel tersebut tidak dapat menjalankan proses fotosintesis yang memerlukan kadar air yang cukup banyak. Lalu, karena fotosisntesis tidak berlangsung, klorofil yang ada pada sel-sel mesofil tidak digunakan. Sehingga senyawa ini ( klorofil) akan dirombak menjadi unsure-unsur penyusunnya . karena bagian tepi daun yang lebih dulu kehilangan air (mengalami kebocoran), maka daerah tepi daun juga yang lebih dulu mengalami klorosis kemudian merambat keseluruh daun.
Klorosis akibat kekahatan kalium. Salah satu fungsi kalium yaitu menjaga kesetimbangan air dalam tumbuhan. Proses membukanya stomata juga terjadi karena adanya pertukaran ion K+ dengan H+. Apabila ion K+ banyak dalam sel penutup maka stomata akan membuka. Namun sebaliknya, kadar kalium dalam tumbuhan minim, maka tidak ada kalium yang akan dipertukarkan dengan H+. Artinya, sel penjaga akan menutup. Hal ini mengakibatkan CO2 tidak dapat berdifusi ke dalam sel. CO2 merupakan prekursor pembentuk karbohidrat dalam reaksi fotosintesis. Akibatnya daun tidak berfotosintesis karena CO2 tidak ada. Sehingga klorofil tidak digunakan. Klorofil yang lama-kelamaan tidak terpakai akan terurai menjadi unsure-unsur penyusunya. Kalium merupakan unsure yang mudah untuk dipindahkan, sehingga klorosis terjadi dimulai dari daun yang lebih tua.
Klorosis akibat kekahatan sulfur. Fungsi sulfur adalah sebagai penyusun asam amino metionin dan sistein. Asam amino ini (metionin dan sistein) akan bergabung dengan asam-asam amino yang lain untuk membentuk protein, salah satunya koenzim A. Koenzim A ini berperan dalam pembentukan klorofil.apabila kadar sulfur tidak mencukupi, maka asam amino metionin dan sistein pun sedikit sekali, dan koenzim a yang terbentuk juga sangat sedikit. Sehingga klorofil yang dibentuk pun sedikit, sehingga terjadi klorosis. Sulfur memiliki daya mobilitas yang rendah, sehingga kekahatan terjadi dari daun yang muda.
Klorosis akibat kekahatan phosphor. Salah satu fungsi phosphor adalah penyusun ATP. Apabila unsure P ini kurang, maka, ATP tidak terbentuk. ATP ini merupakan energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pertumbuhan. Karena ATP tidak ada, maka akan kekurangan energy. Sehingga sel kan mencari sumber energy dengan cara merombak senyawa-senyawa , salah satunya klorofil. Klorosis akibat kekahatan besi. Meskipun unsure mikro, kekahatan besi dapat menyebabkan klorosis. Klorofil terbentuk dari senyawa fitoferipin, yakni cikal bakal senyawa klorofil. Fitoferipin memiliki bentuk/struktur yang sama seperti klorofil, hanya saja bagian cincin pirolnya terdapat unsure besi sebagai pusatnya. Sehingga bila besi tidak cukup dalam tumbuhan, senyawa fitoferin tidak terbentuk maka klorofilnya pun tidak terbentuk, akhirnya klorosis.
Klorosis akibat kekahatan molybdenum. Molybdenum berfungsi sebagai kofaktor enzim nitrat reduktase yang berperan dalam reduksi nitrat menjadi nitrit dalam daur nitrogen. Dan nantinya nitrogen ini akan digunakan untuk menyusun berbagai senyawa dalam tumbuhan, termasuk fitoferin dan klorofil. Apabila kebutuhan akan molybdenum dalam tumbuhan tidak tercukupi, maka daur nitrogen pun tidak dapat berlangsung. Sehingga tidak diperoleh nitrogen dan akan berujung pada klorosis. Klorosis akibat kekahatan unsure mangan. Mangan merupakan kofaktor berbagai enzim, salah satunya enzim yang berperan dalam fotosintesis. Sehingga apabila kekurangan manga, maka fotosintesis tidak berlangsung. Akibatnya, klorofil dalam daun tidak digunakan dan akan terurai menjadi unsure-unsur penyusunnya.
Air merupakan komponen terbanyak yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan air memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya sebagai precursor fotosintesis. Berbeda dengan organism lainnya, tumbuhan diberi kemampuan untuk mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organic yang dapat digunakan sebagai makanan dan juga digunakan oleh seluruh makhluk lainnya. Dalam reaksi fotosintesis, tumbuhan mengubah senyawa anorganik berupa karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. Dalam fotosintesis, air diperlukan untuk donor elector pada fotofosforilasi melalui fotolisis air. Apabila air tidak mencukupi, maka tidak ada fotolisis air, sehingga donor electron tidak terbentuk. Hal ini berakibat fotofosforilasi tidak berlangsung. Fotofosforilasi tidak berjalan, maka ATP dan NADPH2 yang akan digunakan pada reaksi gelap tidak dihasilkan. Sehingga reaksi gelap tidak berjalan dan karbohidrat tidak dihasilkan. Artinya secara keseluruhan proses fotosintesis tidak berlangsung. Karena fotosintesis tidak berjalan, maka klorofil juga tidak dipergunakan sehingga lama-kelamaan akan terurai menjadi unsure-unsur penyusunnya. Sehingga berujung pada klorosis.
Telah dikatakan dimuka bahwa klorosis adalah suatu kelainan disebabkan kekurangan klorofil. Klorofil berfungsi sebagai pigmen penangkap cahaya untuk fotosisntesis. Fotosintesis dilakukan untuk menghasilkan karbohidrat , dalam hal ini berarti penyediaan makanan. Makanan akan digunakan untuk penyediaan energy melalui respirasi. Energy yang dihasilkan akan digunakan tumbuhan untuk melangsungkan hidup dan melakukan berbagai reaksi serta untuk aktivitas tumbuhan. Sehingga apabila klorofil kurang (artinya klorosis), maka semua proses tersebut, dari penghasilan makanan dan energy tidak berjalan. Dan akhirnya sel akan mengalami kematian. Kematian sel ini akan diikuti kematian sel-sel di sekitarnya. Apabila klorosis ini tidak segera ditangani, maka semua selnya akan mengalami kematian jaringan atau nekrotik. Dan akhirnya tumbuhan mengalami kematian.
Gambar. 3. Contoh tanaman (jagung) yang terjadi klorosis
d. Perubahan simetri : Hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada bagian di depannya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.
e. Roset : Hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu karangan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit tumbuhan adalah suatu rangkaian proses fisiologis yang merugikan, yang disebabkan oleh rangsangan terus menerus pada tumbuhan oleh suatu penyebab primer. Hal ini ditunjukkan lewat aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam keadaan morfologi dan histologi yang disebut gejala. Gejala ( Symptom ) : Perubahan yang ditunjukan oleh tanaman akibat adanya penyebab penyakit.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi 3 yaitu: Tipe Nekrotis (matinya sel atau rusaknya sel tumbuhan), Tipe Hipoplastis (Tehambatnya atau terhentinya perkembangan sel), Tipe Hiperpalastis (perkembangan sel yang luar biasa).
Gejala Penyakit Tumbuhan Tipe Hipoplastis: Terjadinya kekerdilan ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja dapat menunjukkan gejala kerdil.
- Etiolasi merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga menjadi pucat,tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
- Kerdil(atrofi)merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari pada biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhantanaman.
- Klorosis merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat.berdasarkan polanya klorosis di bedakan menjadi 3 yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing.
- Perubahan simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai hambatan pada bagian di depannya sehingga menyebabkan terjafinya penyimpangan bentuk.
- Roset merupakan gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu karangan.penyebabnya adalah hambatan pertumbuahan ruas-ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun tidak terhambat.
B. Saran
Dalam budidaya tanaman haruslah diperhatikan dalam teknik menanam, memberi pupuk serta pencegahan dalam fase tanaman tumbuh agar tidak terserang penyakit yang dapat merugikan petani itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://yayat-sosek.blogspot.com/2012/04/laporan-perlindungan-tanaman-mengenal.html
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-3.htm
http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penyakit-tanaman.html
http://wahidpriyono.blogspot.com/2011/05/klorosis-pada-daun-ditinjau-dari-aspek.html